Rabu, 03 Oktober 2012
tugas tambahan ( minggu ke 2)
Tawuran SMA 70 dan SMA 6 Warisan Senior?
Kasus tawuran siswa SMA 70 dan SMA 6 yang mengakibatkan meninggalnya seorang siswa SMA 6 masih bergulir. Setelah sebelumnya polisi memeriksa beberapa saksi, sesuai rencana pada Senin (1/10) kemarin telah dipanggil 15 orang siswa sebagai saksi, oleh pihak Polda Metro Jaya.
“Dari seharusnya 15 orang siswa baru datang 11 orang saksi. Masih kurang 4 orang lagi,” ungkap Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto di ruang kerjanya Selasa (2/10).Menurut rencana, keempat orang saksi lain akan dipanggil untuk kali kedua Kamis (4/10) ini. “Mereka yang dipanggil ini adalah siswa SMA 70 yang diduga terkait kegiatan maupun hadir dalam kegiatan (tawuran),” ungkap Rikwanto. Masih menurut Rikwanto, nama-nama ini didapat berdasarkan berbagai keterangan yang dihimpun diantaranya dari mulut FR, Guru SMA 6, Guru SMA 70, beberapa saksi sebelumnya dan lingkungan sekitar.
Selama pemeriksaan, para saksi di uji silang keterangannya untuk menentukan adakah keterlibatan siapa-siapa yang hadir di lokasi, siapa saja yang berperan ikut membantu baik memukul, menendang, melempat dan lain-lain. Peran ini yang akan diambil keterangan oleh kepolisian. “Dari keterangan 11 orang saksi yang kami periksa, belum bisa ditentukan adanya tambahan tersangka baru. Namun ada beberapa keterangan yang mewakili apa yang telah terjadi selama ini,” ujar Rikwanto.
Beberapa keterangan tersebut diantaranya yang menyatakan tawuran ini dipicu oleh tradisi yang diturunkan oleh senior. Dimana selama ini ditanamkan oleh senior SMA 70 jika kawasan Bulungan adalah kawasan mereka. Sebaliknya, senior SMA 6 juga menanamkan jika kawasan Mahakam adalah wilayah mereka. “Kalau ada yang masuk kawasan tersebut, sama artinya dengan mengisyaratkan perang,” ungkap Rikwanto.
Dijelaskan Rikwanto, berdasarkan keterangan saksi-saksi didapat fakta jika di SMA 70 ada semacam geng. Di kelas 2 namanya geng Balistik dan di kelas 3 namanya geng Gestapo. Begitu pula di SMA 6 juga diwarisi dari senior-senior jika SMA 70 adalah musuh bersama. “Jadi tawuran ini adalah juga warisan senior-senior mereka,” papar Rikwanto.
Soal warisan senior ini, sedang didalami oleh kepolisian untuk pengembangan kasus. "Jika ada fakta hasutan, ajakan, ucapan, kata-kata langsung maupun adanya senior di lokasi kejadian akan dilakukan pembuktian. “Kalau terbukti, juga akan dikenakan pidana,” pungkasnya.
Laili
Tanggapan saya :
Menurut saya tawuran dikalangan remaja sudah sangat marak,sampai-sampai sebagian dari orang sudah menganggap bahwa itu adalah tradisi yang kalau dibiarkan begitu saja sudah menganggap bahwa itu adalah tradisi. Jelas kasus ini sudah melambangkan rendahnya etika dikalangan masyarakat.
Hal tersebut mencakup beberapa faktor,salah satunya yaitu kurangnya perhatian dari orang tua dari remaja tersebut,lingkungan sekitar dan kurangnya pendalaman ilmu agama.
Oleh karena itu,mulai sekarang beri anak perhatian sebanyak mungkin,lengkapi fasilitas dan ekstrakulikuler disekolah dan tanamkan ilmu agama agar remaja tersebut tau dan lebih mengerti bersikap.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar