Kamis, 17 November 2011

penalaran deduktif

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh penalaran deduktif:
Semua manusia pasti mati (premis mayor)
Danu adalah manusia. (premis minor)
Danu pasti mati. (kesimpulan)
Macam-macam dari penalaran deduktif adalah :

Silogisme
Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Dengan kata lain silogisme dapat di bentuk dengan dengan rangkaiian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat (premis) dan 1 kesimpulan (konklusi).
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis Khusu (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
Jenis dan contoh Silogisme
1. Silogisme Penggolongan
PU : AB
PK : CA
K : CB
Entimem: K karena PK
Contoh
PU : Setiap murid yang masuk kelas unggulan pintar.
PK : Rani murid kelas unggulan.
K : Rani murid yang pintar.
Entimem: Rani pintar karena rani masuk kelas unggulan.
2. Silogisme pemilihan
PU : ABC
PK : A tidak ingin B
K : A ingin C
Entimem : K karena PK
Contoh:
PU : Deni ingin pergi ke bandung atau ke bali.
PK : Deni tidak ingin ke bandung.
K : Deni ingin ke bali.
Entimem : Deni ingin pergi ke bali karena tidak ingin ke bandung.
3. Silogisme pengandaian
PU : Jika A tidak B, A C
PK : A B
K : A tidak C
Entimem : K karena PK
Contoh: PU : Jika Lukman tidak pergi ke sekolah, Lukman akan dimarahi ayah.
PK : Lukman pergi ke sekolah.
K : Lukman tidak dimarahi ayah.
Entimem : Lukman tidak dimarahi ayah karena Lukman pergi ke sekolah.
Entinem
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’
Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.
Source :
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/
http://ami26chan.wordpress.com/2011/02/19/penalaran-deduktif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar